This is default featured post 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Selasa, 17 April 2012
BAYANGKAN
Jumat, 13 April 2012
Ketika Berjumpa dengan Rosululloh SAW.
Berjumpa dengan Nabi SAW waktu tidur atau waktu jaga, dan Nabi SAW mengajar akan sesuatu ilmu, suatu doa, suatu sholawat dan suatu Dzikir, adalah HARUS DAN BOLEH, bagaimana telah berlaku pada para ulama, ahli ilmu Islam, Awliya Allah dan orang-orang
sholihin, itulah yang salah satu artian “fadhoilul ‘amal”.
Siapakah sosok kali ini yang menjadi perhatian Rosululloh ? beliau ialah Sulthonul Awliya As-Syekh As-Sayyid Muhammad Thalhah Mawlana Al-kaf. Pada saat Sulthonul Awliya sedang menjalani Riadloh dan Khalwatnya maka pada saat itupula Rosululloh datang dengan hati yang penuh kerinduan kepada Sulthonul Awliya. Rosululloh datang dengan penuh Wibawa dan Kharismanya menyapa seraya memberi salam,
Rosululloh : Assalamu'alaykum Wahai Abul Qurthuby.
Sulthon : Salam 'Alayka Ya Sayyidi Ya Rosululloh, sambil mencium tangan Rosululloh. lalu Sulthon pun dipeluk dengan mesranya oleh Rosululloh, sejenak terlihatlah gesekan gesakan cahaya yang menyilaukan mata. maka terjadilah dialog antara keduanya :
Rosululloh : seseuai janji-Ku, maka Aku datang dengan Ridho Allah.
Sulthon : Suatu kehormatan bagi saya yang tlah dipertemukan oleh Allah kepada Engkau Ya Rosululloh.
Rosululloh : terimalah hadiah dari-ku walau engkau tiada mengharap akan suatu hadiah.
Sulthon : apakah itu Wahai Rosululloh ?
Rosululloh : hanya sekedar Jubah ! lalu Rosululloh pun memakaikan Jubah tersebut kepada Sulthon.
Sulthon : Segala Puji bagi Allah yg tiada ku berharap akan sesuatu melainkan Ridho-Nya. setelah memakaikan jubah tersebut, Rosululloh pun maulai menghimpunkan apa apa yg terhimpin menjadi satu himpunan, lalu Rosululloh pun membawa Sulthon menjadi Himpunan yang Hakiki.
Keduanya pun hilang dalam lautan terkecil. suasana hening dan penuh kesyahduan. setengah jam berlalu maka tiba tiba hadirlah kembali keduanya dengan penuh siraman Nur Ilahiyyah. lalu Rosululloh pun segera pamit dengan rasa sedih karna berpisah. Denikian pula dengan Sulthon yang menangis setelah melepasa kepulangan Rosululloh.
Mahasuci Allah dengan segala hal yang tlah ditentukan-nya tanpa diketahui oleh hambanya, semua itu merupakan suatu pengajaran bahwa Cinta kepada Nabi dapat membawa kecintaan kepad Allah. Alangkah mulianya jika cinta itu tlah terbalas/diterima dan tersambung. Semoga Kisah ini dapat memotifasi kita agar selalu mencintai Nabi dan Allah dan mudah mudahan Anugrah Allah yang menghubungkan cinta kita dan Rosululloh. Amin Ya Robbal'Alamin.
Minggu, 08 April 2012
Maulana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Qubrusi an-Naqsybandi al-Haqqani q.s. (qaddasallahu sirrahu)
'Kami mempunyai seorang murid dari Turki yang luar biasa, yang tengah belajar pada kami.
'Murid itu milik kami; kirimkan dia kepada kami!'
- Syaikh Sulayman Ghawji al-Albani q.s. (wafat 1378 H), ayah dari guru kami,
- Syaikh Wahbi q.s., Syaikh Tawfiq al-Hibri q.s., Syaikh Muhammad al-'Arabi al-'Azzuzi q.s. (1308-1382H) Mufti dari Lebanon, dan Syaikh utama dari guru kami Syaikh Husayn 'Usayran q.s.,
-al-'Arif Syaikh Syahid al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Rajab at-Ta'i q.s., Syaikh al-Qurra' q.s. (ahli qira'at Quran, penerj.) Syaikh Najib Khayyata al-Farazi al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Muhammad an-Nabhan q.s., Syaikh Ahmad 'Izz ad-Din al-Bayanuni q.s., al-'Arif Syaikh Ahmad al-Harun q.s. (1315-1382H), Syaikh Muhammad Zayn al-'Abidin al-Jadzba q.s., dan lain-lain, semoga Allah swt. merahmati mereka semuanya!
- Pink Pearls (Mutiara-Mutiara Merah Muda, penerj.),
- Rising Suns (Matahari-Matahari yang tengah terbit, penerj.).
- Sayyid Muhammad ibn 'Alawi al-Maliki q.s. di Makkah,
- al-Habib 'Umar ibn Hafiz q.s. di Tarim,
- Sayyid Yusuf ar-Rifa'i q.s. di Kuwait,
- Syaikh 'Isa al-Himyari q.s. di Dubai,
- Sayyid 'Afif ad-Din al-Jailani q.s. dan Syaikh Bakr as-Samarra'i q.s. di Baghdad,
- as-Syarif Mustafa ibn as-Sayyid Ibrahim al-Basir q.s. di Maroko tengah,
(QS. 48:28-29)
- dari Syaikh Syaraf ud-Din Zayn al-�Abidin ad-Daghestani ar-Rasyadi q.s. (wafat 1354 H),
- dari paman maternal (dari sisi ibu) beliau, Syaikh Abu Muhammad al-Madani ad-Daghistani al-Rasyadi q.s.[2],
- dari Syaikh Abu Muhammad Abu Ahmad Hajj �Abd ar-Rahman Effendi Ad-Daghistani ats-Tsughuri q.s. (wafat 1299 H)[3],
- dari Syaikh Jamal ud-Din Effendi al-Ghazi al-Ghumuqi al-Husayni q.s. (wafat 1292 H)[4],
- juga (keduanya baik ats-Tsughuri maupun al-Ghumuqi) dari Muhammad Effendi ibn Ishaq al-Yaraghi al-Kawrali q.s. (wafat 1260 H)[5],
- dari Khass Muhammad Effendi asy-Syirwani ad-Daghestani q.s. (wafat 1254 H)[6],
- dari Syaikh Diya�uddin Isma�il Effendi Dzabih Allah al-Qafqazi asy-Syirwani al-Kurdamiri ad-Daghestani q.s. (wafat ???),
- dari Syaikh Isma�il al-Anarani q.s. (wafat 1242 H),
- dari Mawlana Diya�uddin Khalid Dzul-Janahayn ibn Ahmad ibn Husayn as-Shahrazuri al-Sulaymani al-Baghdadi al-Dimashqi an-Naqsybandi al-�Utsmani ibn �Utsman ibn �Affan Dzun-Nurayn q.s. (1190-1242 H) dengan rantai isnad-nya yang masyhur hingga Syah Naqsyband Muhammad ibn Muhammad al-Uwaysi al-Bukhari q.s. yang berkata,
Thariqat kami adalah SHUHBAH (persahabatan) dan kebaikannya adalah dalam JAMA'AH (kelompok)
Cinta atasmu terpahat dalam kalbu dari kalbu-kalbuku,
Sebagai suatu ukiran yang dalam [NAQSY], suatu prasasti kuno.
Tak kumiliki lagi kehendak [IRADA] apa pun, selain cintamu,
Tak pula dapat kuucapkan apa pun padamu, selain "aku cinta padamu".
- Ada beberapa variasi pendapat tentang tahun lahir Mawlana as-Syaikh �Abd Allah q.s., berkisar dari 1284 H (dalam kitab at-Thariqat an-Naqsybandiyya, karangan Muhammad Darniqa) hingga 1294 H menurut murid tertua Syaikh �Abdullah q.s., Mawlana as-Syaikh Husayn q.s. (dalam kitab at-Thariqat an-Naqsybandiyya al-Khalidiyya ad-Daghistaniyya, karangan Ustadz Muhammad �Ali ibn as-Syaikh Husayn) hinga 1303 H dalam kitab al-Futuhat al-Haqqaniyya, karangan Syaikh �Adnan Kabbani q.s. hingga 1309 H dalam buku The Naqshbandi Sufi Way, karangan Syaikh Hisyam Kabbani q.s.
- Beliau menerima pula Thariqat Qadiri dari Syaikh Ibrahim al-Qadiri q.s. (demikian pula Syaikh Jamaluddin q.s.) yang dengan bimbingannya, beliau memulai suluknya hingga Syaikh Ibrahim q.s. menyuruhnya ke Syaikh ats-Tsughuri q.s., lihat �Ali, Thariqat Naqsybandiyya (halaman 229).
- Lihat Hadaya al-Zaman fi Tabaqat al-Khawajagan an-Naqsybandiyya (halaman 375) karangan Syu�ayb ibn Idris al-Bakini. Beliau mengambil pula dari al-Yaraghi, lihat Sullam al-Wusul karangan Ilyas al-Zadqari, sebagaimana dikuti di Hadaya (halaman 378).
- lihat Hadaya, al-Bakini (halaman 396). Beliau menerima Thariqat Qadiri dari Syaikh Ibrahim al-Qadiri q.s. dan memperkenalkan dzikir jahr dalam cabang Daghistani dari Naqshbandiyya melalui ijazah tersebut, lihat al-Bakini, Hadaya (halaman 396); �Ali, Tariqa Naqsybandiyya (halaman 229).
- dan bukannya 1254 H, sebagaimana secara salah disebutkan di beberapa sumber. Koreksi ini dari �Ali, Thariqat Naqsybandiyya (halaman 214). Muhammad al-Yaraghi juga mengambil secara langsung dari Syaikh Isma�il asy-Syirwani q.s., lihat al-Bakini, Hadaya (hal. 350-351).
- dari Syirwan di masa sekarang di Azerbaijan. Beliau wafat di Damaskus dan dimakamkan di Jabal Qasyoun, di samping Mawlana Khalid q.s. dan Mawlana Isma�il al-Anarani q.s. yang merupakan penerus pertama Mawlana Khalid q.s., yang wafat tujuh belas hari setelah wafatnya Mawlana Khalid q.s., keduanya karena wabah � semoga Allah swt. merahmati mereka semua dan seluruh Syuhada�-Nya
Sabtu, 07 April 2012
Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW: Umar tak Percaya Nabi Wafat
Setelah mengetahui hal itu, Umar segera ke tempat disemayamkannya jenazah Rasulullah. Ia tidak percaya bahwa Rasulullah sudah wafat. Ketika dia datang, dibukanya tutup wajah beliau. Ternyata beliau sudah tidak bergerak lagi.
Umar menduga bahwa Nabi sedang pingsan, tentu akan siuman lagi. Mughirah meyakinkan Umar atas kenyataan yang pahit ini, namun Umar tetap berkeyakinan bahwa Rasulullah tidak wafat. Oleh karenanya Mughirah ngotot dan berkata kepada Umar, "Engkau dusta!"
Kemudian Umar keluar ke masjid sambil berteriak, "Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah SAW telah wafat. Tetapi demi Allah, sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ke tengah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong!"
Teriakan Umar yang kencang dan berulang-ulang ini didengar oleh kaum Muslimin di masjid. Mereka pun kebingungan. Mereka kemudian mengerumuni Umar, memercayai pendapatnya, bahwa Rasulullah tidak meninggal.
Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang. Ketika dilihatnya kaum Muslimin dalam keadaan demikian, dan Umar sedang berpidato, ia tidak berhenti lama-lama di tempat itu melainkan terus ke rumah Aisyah tanpa menoleh lagi.
Ketika masuk ke rumah putrinya, dilihatnya Nabi di salah satu bagian dalam rumah itu sudah diselubungi burd hibara (kain buatan Yaman). Abu Bakar menyingkap selubung itu dari wajah Nabi dan menciumnya seraya berkata, "Alangkah indahnya di waktu engkau hidup, alangkah indahnya pula di waktu engkau mati. Demi ibu-bapakku, maut yang sudah ditentukan Allah kepadamu sekarang sudah sampai kau rasakan. Sesudah itu takkan ada lagi maut menimpamu."
Sesudah itu, Abu Bakar keluar. Ternyata Umar masih bicara dan meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad SAW tidak meninggal. Orang banyak memberikan jalan kepada Abu Bakar. "Sabar, sabarlah Umar!" kata Abu Bakar, setelah ia berada di dekat Umar. "Dengarkan!"
Tetapi Umar tidak mau diam dan juga tidak mau mendengarkan. Ia terus saja bicara. Abu Bakar menghampiri orang-orang itu seraya memberi isyarat, bahwa dia akan bicara dengan mereka. Setelah mengucapkan puji syukur kepada Allah Abu Bakar berkata, "Saudara-saudara, barangsiapa mau menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, maka Allah selalu hidup dan tak pernah mati."
Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).
Setelah didengarnya Abu Bakar membacakan ayat itu, Umar jatuh tersungkur ke tanah. Kedua kakinya sudah tak dapat menahan lagi, setelah ia yakin bahwa Rasulullah memang sudah wafat. Adapun orang banyak—yang sebelumnya sudah terpengaruh oleh pendapat Umar—begitu mendengar bunyi ayat yang dibacakan Abu Bakar, langsung sadar. Seolah-oleh mereka tidak pernah mengetahui bahwa ayat ini pernah turun. Dengan demikian segala perasaan yang masih ragu-ragu bahwa Rasulullah SAW sudah berpulang ke rahmat Allah, dapat dihilangkan.
Sepuluh Tanda Kiamat
Saat dunia tak ada lagi tempat bernaung. Saat tiap sudut sirna sudah sebagai tempat berlabuh. Dan tiap insan tak tahu harus kemana berteduh. Itulah hari akhir. Hari Allah, dan hari di mana Allah membalas semua perbuatan-perbuatan kita selama di dunia. Baik amal terpuji, maupun amal tercela. Baik orang miskin, pun orang kaya.
Tak ada lagi kesenjangan sosial di hari itu, sebab semua manusia disibukkan bukan oleh hartanya—namun oleh amalan-amalannya. Sejak saat itulah manusia dibalas sesuai apa yang ia perbuat, amalan-amalan dengan nilai pahala dan dosa yang kecil maupun besar.
Sebelum memasuki Kiamat Kubra, manusia dihadapkan oleh tanda-tanda kiamat. Tanda-tanda kiamat pun variatif. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda, yakni: Pertama, asap. Kedua, Dajjal. Tiga, binatang melata di bumi. Empat, terbitnya matahari sebelah barat. Lima, turunnya Nabi Isa AS. Enam, keluarnya Yakjuj dan Makjuj. Tujuh, gerhana di timur. Delapan, gerhana di barat. Sembilan, gerhana di jazirah Arab dan terakhir, keluarnya api dari Kota Yaman dan menghalau manusia ke tempat penggiringan mereka."
Pertama, Dajjal. Maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam AS sampai hari kiamat. Dajjal dapat membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'kafir'.
Tanda kedua, asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selesma, sementara orang kafir keadaannya seperti orang mabuk. Asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.
Tanda ketiga, yakni keluarnya binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ardh ini akan keluar di Kota Makkah dekat gunung Shafa. Ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ardh ini akan membawa tongkat Nabi Musa AS dan cincin Nabi Sulaiman AS. Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'. Tanda keempat, yaitu turunnya Nabi Isa AS di negeri Syam di menara putih. Beliau akan membunuh Dajjal. Kemudian Nabi Isa AS akan menjalankan syariat Nabi Muhammad SAW.
Yakjuj dan Makjuj juga akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangun oleh Iskandar Zulqarnain.
Sejalan dengan tanda-tanda tersebut, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lain, "Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq."
Allah SWT berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Hari Kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18).
Allah telah memberikan kunci rahasia pada kita, bahwa kiamat akan datang tiba-tiba, tanpa kompromi, dan tiadalah yang mengetahui kapan kiamat itu terjadi, sekalipun Jibril yang senantiasa setia pada Allah. Oleh karenanya, karena kiamat itu tiba-tiba, maka Allah mempersilakan kita untuk memperbaiki amal ibadah. Wallahua’lam bishshawwab.